Tuesday 4 October 2011

PEPERANGAN UHUD 

Peperangan ini dimulai oleh orang kafir untuk melakukan balas dendam terhadap kekalahan mereka di Perang Badar, dimana tujuh puluh orang pemimpin terkemuka mereka terbunuh dan tujuh puluh orang lainnya ditangkap, sementara hanya empat belas orang Muslim yang mati syahid.

Orang kafir terdiri dari tiga ribu orang tentara, tiga ribu ekor unta dan dua ratus ekor kuda. Juga terdapat lima belas orang wanita didalam angkatan perang ini yang bertindak sebagai pemandu sorak atau pemberi semangat. 
Angkatan perang kaum Muslim pada awalnya hanya terdiri dari seribu orang tentara. Ketika pasukan Muslim mendekati gunung Uhud, Abdullah bin Obey, dan kepala orang munafik, tiba-tiba meninggalkan angkatan perang kaum Muslim dan kembali ke Madinah dengan para pengikut yang tiga ratus orang. Bapaknya Jaber mengingatkan mereka akan tugas mereka kepada Allah SWT tetapi mereka tidak mendengarkannya. Allah SWT menerangkan tentang orang munafik ini di dalam Ali Imran 167.

dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)". Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. 

Akhirnya dua angkatan perang berhadapan satu sama lain di dekat gunung Uhud. Nabi SAW mengatur strategi peperangan dengan sempurna dalam penempatan pasukannya. Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk menghalang majunya musuh. Pada awalnya musuh menderita kekalahan. Sehingga banyak dari para pemanah Muslim meninggalkan pos-pos mereka untuk mengumpulkan barang rampasan. Musuh mengambil kesempatan ini dan menyerang angkatan perang Muslim dari arah bukit ini. Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW mengalami luka yang sangat parah. Orang kafir merusak mayat-mayat kaum Muslim dan menuju Makkah dengan merasa suatu kesuksesan.

Rincian Peperangan

Marilah kita lihat kembali sedikit peristiwa peperangan ini ketika sekitar beberapa ratus kaum Muslim memerangi tiga ribu orang kafir yang jauh lebih banyak. 

Pada awalnya Zubair bin Awwam RA, Saad bin Abi Waqas RA, Asim bin Tsabit RA, Ali RA dan Hamzah RA telah membunuh sepuluh orang dari keluarga yang sama dan tidak ada yang tinggal dari keluarga ini untuk membawa bendera orang kafir. 

Pasukan pemanah pada awalnya melakukan tugas mereka dengan sangat baik sekali sehingga memperoleh tiga kali kemenangan dari pasukan musuh. Musuh mulai lari kabur. Seperti disebutkan didalam Bukhari dan yang diriwayatkan oleh Bra bin Azib RA, bahkan para pemandu sorak mereka pun lari kocar kacir dan melepaskan alas kaki (sandal/sepatu) mereka supaya dapat kabur dengan cepat. 

Wahshi, budak Jubair bin Muttan bersembunyi sendirian di belakang sebuah batu karang dan dengan licik menyerang Hamzah RA sehingga Hamzah RA mati syahid. Meskipun Hamzah RA telah dengan jelas pada posisi yang menang. 

Pasukan pemanah diperintah oleh Nabi SAW untuk tidak meninggalkan posisi mereka dalam keadaan apapun juga.Kebanyakan para pemanah merasakan bahwa Allah SWT telah memberikan kemenangan kepada angkatan perang Muslim. Mereka tidak tahan untuk mengumpulkan barang rampasan musuh yang berharga tersebut. Abdullah bin Jubair RA, pemimpin pasukan pemanah mengingatkan mereka tentang instruksi dari Nabi SAW. 

Sangat disesalkan, Abdullah bin Jubair RA ditinggalkan di sana dengan hanya sembilan orang pemanah. Musuh mengambil kesempatan ini dan sekali lagi menyerang para pemanah ini. Kesembilan orang pemanah ini mati syahid. Pasukan berkuda musuh maju terus dan mengepung angkatan perang Muslim. Kaum Muslim menjadi panik dan kacau, dan beberapa orang terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Kemenangan dengan cepat berubah menjadi suatu keadaan yang sangat mengkhawatirkan. 

Bahkan dalam situasi seperti ini banyak Sahabat yang bertempur dengan perkasa. Sebagai contoh, seperti disebutkan didalam Bukhari, Anas bin Nadar RA mati syahid dengan tujuh puluh tusukan/tikaman pada badannya. Saudarinya dapat mengenal badannya hanya dengan tanda di ujung jarinya. 

Nabi SAW ditinggalkan hanya dengan sembilan orang Sahabat di sekelilingnya. Suatu peperangan berdarah terjadi di sekitar Nabi SAW. Tujuh orang Sahabat mati syahid satu persatu selagi bertahan bersama Nabi SAW. Seperti disebutkan didalam Bukhari, hanya Talha bin Ubaidullah RA dan Saad bin Abi Waqas RA yang tinggal bertahan bersama Nabi SAW.

Luka-Luka Nabi SAW

Lemparan batu-batu musuh mengenai Nabi SAW. beliau jatuh, dan salah satu dari gigi bagian bawah patah dan bibir bawah juga terluka. Musuh lainnya melukai dahi Beliau. Musuh ketiga memukul Nabi SAW dengan sangat keras dengan pedangnya. Akibatnya dua cincin pengikat helm Nabi SAW menembus ke dalam pipi Beliau. Darah bercucuran dari atas wajah Beliau.

Pertahanan Nabi SAW

Saad bin Abi Waqas RA sedang melepaskan panah kepada musuh. Nabi SAW sangat senang dengan dia dan mengucapkan doa yang unik untuknya, “Semoga Ibu dan Bapakku berkorban untukmu.” 

Talha RA sedang bertempur dengan musuh dengan berani sampai tangannya terluka dan jarinya terpotong. Selagi bertempur dengan musuh, ia juga melindungi Nabi SAW dengan dadanya pada saat kritis tersebut. Seperti didituliskan didalam Tirmidzi, Nabi SAW berkata, “Jika seseorang ingin melihat Syuhada berjalan di bumi ini, lihatlah Talha bin Obaidullah.” 

Seperti disebutkan didalam Bukhari, Saad bin Abi Waqas RA berkata, “Pada hari peperangan Uhud aku melihat dua orang berpakaian putih disekitar Nabi SAW. Mereka sedang bertempur dengan dahsyat atas nama Nabi SAW. Aku tidak pernah melihat mereka sebelum dan setelah kesempatan tersebut.” Dalam riwayat yang lain, mereka adalah malaikat-malaikat Jibril AS dan Mikail AS. Sementara itu tiga puluh orang Sahabat mendatangi dengan cepat tempat tersebut. Masing-masing mereka menunjukkan kepahlawanan yang luar biasa seperti yang tertulis didalam buku sejarah. 

Musuh juga telah menggali beberapa parit sebagai perangkap. Sungguh sayang, Nabi SAW jatuh masuk ke salah satu dari parit tersebut. Lutut Nabi SAW terluka dengan sangat parah. Ali RA dan Talha bin Obaidullah RA menarik beliau keluar dari parit tersebut. 

Abu Obaida bin Jarrah RA mencoba mencabut cincin pengikat helm dari pipi Nabi SAW dengan giginya. Didalam usaha pertamanya Abu Obaida RA kehilangan gigi bawahnya. Dia kehilangan gigi bawah lainnya saat mencabut cincin pengikat helm kedua.

Contoh Kepahlawanan

(a) Musab bin Omair RA bertugas memegang bendera angkatan perang Muslim dan bertempur dengan sangat dahsyat. Selama bertempur tangan kanannya terpotong. Ia memegang bendera dengan tangan kirinya. Kemudian tangan kirinya juga dipotong oleh musuh. Ia berlutut dan menjepit bendera dengan dada dan dagunya. Ia syahid dalam kondisi seperti ini. Karena Musab RA sangat mirip dengan Nabi SAW, orang kafir mengumumkan bahwa Nabi SAW telah terbunuh. Ini melemahkan semangat orang-orang beriman.

(b) Abu Dajana RA berdiri di depan Nabi SAW dengan punggungnya ke arah musuh untuk melindungi Nabi SAW. Banyak panah musuh menancap di punggungnya tetapi ia tidak bergerak satu inci pun. 

(c) Ummi Amara RA, suami dan dua orang putranya juga berkumpul disekeliling Nabi SAW ketika hanya ada beberapa orang Sahabat saja di sekeliling beliau. Ummi Amara dengan pedang terhunus bertahan bersama Nabi SAW dari semua arah. Keseluruhan keluarga mempertunjukkan keberanian luar biasa. Nabi SAW mengatakan, “Ya Allah, sayangilah keluarga ini.” Nabi SAW juga mengucapkan doa berikut untuk keluarga ini, “Ya Allah jadikanlah mereka sekeluarga Sahabatku di Surga.”

Para Wanita Di Medan Perang

Seperti disebutkan didalam Bukhari dan diriwayatkan oleh Anas RA, beberapa orang Muslimah datang ke medan perang diakhir peperangan. Mereka membawa kantong air untuk memberi minum kepada tentara yang terluka. Diantara mereka yaitu Aisyah RA, Ummi Saleem RA, Ummi Saleeth RA, dan Umm Aiman RA.

Perusakan Mayat Syuhada

Ketika Musab bin Omair RA terbunuh mati syahid, musuh mengumumkan bahwa Nabi SAW telah terbunuh karena ia sangat mirip dengan Nabi SAW. Orang kafir merasakan bahwa misi mereka telah terpenuhi. Karenanya orang kafir mulai merusak mayat para syuhada. Mereka memotong telinga, hidung, dan bagian-bagian pribadi mereka dan merangkainya sebagai bukti keberhasilan. Hindun binti Utba, isteri Abu Sufyan, membedah perut Hamzah RA dan mengeluarkan hatinya serta mengunyahnya untuk melepaskan kemarahannya. Para penyembah berhala memutuskan untuk kembali ke Makkah karena di dalam pandangan mereka, misi utama mereka telah tercapai.

Status Para Sahabat

Ada tiga faktor, yang menyebabkan berubahnya kemenangan menjadi kekalahan kaum Muslim seperti itu. 
(a) Pelanggaran terhadap perintah Nabi SAW oleh pasukan pemanah.
(b) Berita kematian Nabi SAW. Ini melemahkan semangat banyak orang-orang beriman. 
(c) Perselisihan paham di medan perang tentang perintah Nabi SAW. 


Ini disebutkan didalam Ali Imran 152.

Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman. 

Allah SWT berfirman bahwa penderitaan yang ekstrim ini telah menyortir orang munafik dari orang-orang yang beriman. Allah SWT menghibur orang-orang beriman dengan mengumumkan bahwa Allah SWT telah memaafkan mereka. Karenanya mereka tidak perlu untuk mempertanggungjawabkannya di Hari Pengadilan. Allah SWT Maha Pengasih kepada kaum Muslim. 

Terdapat keterangan yang rinci tentang situasi yang canggung ini didalam Ali Imran 153 – 155.

(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 
Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu, 
Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma`af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. 

Disini ditunjukkan bahwa itu hanyalah untuk menguji orang-orang yang beriman. Sebagian dari orang-orang beriman dipengaruhi oleh Setan dalam kaitan dengan beberapa perbuatan mereka. Ada lagi keputusan Allah SWT yang sangat jelas didalam ayat terakhir yang menyatakan bahwa Allah SWT memaafkan para Sahabat karena Allah SWT adalah Maha Pengampun, Maha Sabar. 

Ini merupakan suatu aib meskipun ada dua keputusan Allah SWT di atas, beberapa orang berbicara tidak menyenangkan tentang para Sahabat. Seperti disebutkan ayat di atas, Allah SWT telah melimpahkan tambahan barakahNya kepada para Sahabat dengan membuat mereka tidur nyenyak di medan perang. Ini menyegarkan mereka kembali dan membuat mereka lebih siaga. Perlu dicatat bahwa tidur nyenyak didalam suatu medan perang adalah suatu barakah sementara mendirikan shalat saja sangatlah susah. Hal yang sama, barakah Allah SWT juga dilimpahan kepada kaum Muslim yang merasa cemas didalam peperangan Badar. Al Anfal 11.

(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, 

Perhatikan kekeliruan lain yang dilakukan para Sahabat dan bagaimana Allah SWT menjawabnya. Ketika ketua orang munafik lari dari medan perang dengan tiga ratus para pengikutnya, ini mempengaruhi moril dari beberapa kabilah Muslim lainnya. Sesungguhnya, Bani Hartha dan Bani Salma menjadi hilang semangat. Mereka mau rasanya seperti orang munafik dan meninggalkan angkatan perang Muslim. Allah SWT, karena ke-Maha PenyayangNya pada para Sahabat, tidak membiarkan gagasan ini berkembang lebih lanjut di dalam hati mereka. Melainkan Allah SWT melindungi dan mendukung mereka dari kekeliruan ini. Ali Imran 122.

ketika dua golongan daripadamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah karena Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal. 

Kedua kabilah ini dengan bangga biasa mengatakan bahwa, “Allah SWT adalah pelindung dan penolong kami.” 
Catat bahwa Allah SWT sangat baik kepada para Sahabat bahkan ketika mereka melakukan beberapa kesalahan. Aku kagum betapa Allah SWT sangat senang kepada para Sahabat ketika mereka sibuk dengan amalan demi amalan. 

Tidak saja Allah SWT memaafkan para Sahabat tetapi juga memerintahkan Nabi SAW untuk ramah kepada mereka. Ali Imran 159.

Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Pikirkan dengan seksama keempat perintah kepada Nabi SAW berikut. 
1. Maafkan para Sahabatmu dengan tuntas apapun kesalahan mereka. 
2. Berdoa untuk mereka. 
3. Mohon kepada Allah SWT untuk mengampunkan mereka. 
4. Hormati mereka dan ajaklah mereka untuk bermusyawarah mengenai hal-hal penting. 

Tidak ada agama lain yang mempunyai etika dan kelapangan hati yang sangat tinggi seperti ini. 
Setelah menelaah kembali petunjuk Allah SWT ini, bagaimana mungkin seseorang berani menyalahkan para Sahabat Nabi Muhammad SAW.

Hadiah Lain Dari Allah Swt

Menuju akhir peperangan Uhud, para penyembah berhala tampil sebagai pemenang. Mereka bisa saja menyerang pemukiman Madinah untuk melakukan perusakan disana. Allah SWT menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka sehingga mereka memilih kembali ke Makkah daripada menyerang Madinah. Ali Imran 151.

Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim. 

Aku berharap para pengunjung lokasi perang Uhud akan mendapat manfaat dari pelajaran yang diterangkan di dalam buku ini. 

Nabi SAW dan para Sahabatnya beristirahat sejenak di lokasi Masjid Al Mustrah dalam perjalanan kembali mereka ke Madinah. Masjid ini berada di jalan sekarang yang dikenal sebagai jalan Sayyid-Syuhada. Selama kunjungan ke Masjid ini kita harus berdoa untuk para pejuang Muslim dan bandingkan hidup kita yang nyaman dengan luka yang diderita Nabi SAW dan Sahabatnya. 

Semoga Allah menanamkan ketabahan dan ketekunan para Sahabat Nabi SAW kedalam diri kita.
Amin..

  Nabi Sulaiman


Nabi Sulaiman adalah seorang yang banyak berperang. Beliau melakukan peperangan baik di darat maupun di laut. Suatu ketika beliau mendengar ada seorang raja di sebuah pulau di seberang lautan.
Berangkatlah Sulaiman dengan berkendaraan angin disertai oleh bala tentaranya yang terdiri dari jin dan manusia. Setelah sampai, mereka pun turun dipulau tersebut, lalu membunuh rajanya dan menawan semua penduduknya dan memboyong seorang gadis yang kecantikannya dan keindahannya belum pernah beliau lihat. Dia adalah putri raja tersebut. Lalu Sulaiman memilihnya untuk dijadikan istri.
Nabi Sulaiman menemukan sesuatu yang tidak ia temukan pada yang lain dan kecintaan beliau kepadanya juga melebihi kepada semua istrinya.
Suatu hari Nabi Sulaiman masuk menemuinya, istrinya itu berkata, "Aku teringat pada ayahku, kerajannya dan peristiwa yang menimpanya,sehingga membuatku selalu sedih. Jika engkau berkenan sudilah kiranya memerintahkan sebagian setan untuk membuat patung ayahku dirumahku ini, agar aku dapat menatapnya pagi dan sore, dengan harapan akan menghilangkan kesedihanku dan menjadi terhibur kembali."
Maka Sulaiman memerintahkan Shakhr al-Madrid. Lalu ia membuat patung yang benar-benar pas dengan sosok ayahnya, hanya saja tidak bernyawa. Patung itu diletakkan pada salah satu sudut rumahnya. Sang istri lalu mendatangi patung itu kemudian menghiasinya dan mengenakan pakian padanya, hingga sama seperti keadaan ayahnya. Ketika Nabi Sulaiman pergi keluar rumah, sang istri segera mendatangi patung itu bersama para dayang dan kemudian menaburkan wewangian. Selanjutnya, sang istri bersujud yang diikuti oleh dayang-dayangnya. Sulaiman as sendiri tidak mengetahui apa yang dilakukan istrinya, hingga hal itu berlangsung selama 40 hari.
Dan akhirnya kabar itu sampai kepada orang-orang dan didengar pula oleh Ashif bin Barkhaya, sahabat karib Nabi Sulaiman as. Ashif bin Barkhaya segera menghadap dan berkata, "Wahai Nabi Allah. Aku sungguh senang berada ditempat dimana aku dapat mengingat kembali para Nabi Allah pada masa lalu dan memuji mereka sesuai dengan yang saya ketahui tentang mereka." Lalu Nabi Sulaiman mengumpulkan orang-orang.
Ashif bin Barkhaya pun lalu berdiri dihadapan mereka unutk menceritakan kisah para Nabi Allah, memuji setiap Nabi sesuai yang ia ketahui, dan menyebutkan pula karunia yang telah Alllah berikan kepada mereka, hingga berakhir pada Nabi Sulaiman. Beliau menyebutkan karunia da keutamaan yang telah Allah limpahkan kepadanya pada masa kecil dan pada masa muda belianya, kemudian Ashif diam, tidak melanjutkan ceritanya. Hal itu membuat Nabi Sulaiman murka.
Beliau segera masuk ke ruangannnya dan mengutus seseorang untuk membawa Ashif menghadapnya. Beliau berkata, "Wahai Ashif! Engkau telah sebutkan kisah para Nabi Allah dan memuji mereka sesuai dengan yang mereka lakukan pada zamannya secara keseluruhan. Akan tetapi ketika engkau menceritakan kisahku, kau hanya memujiku dengan kebaikan dimasa kecilku dan meninggalkan kisahku saat aku usia lanjut. Apa sebenarnya yang telah kulakukan di usia lanjutku ini?"
Ashif menjawab, "Engkau telah melakukan sesuatu yang baru, yakni selain Allah ada yang disembah di dalam rumahmu sejak 40 hari yang lalu dibawah pimpinan seorang wanita." Nabi Sulaiman berkata, "Dirumahku?" "Ya dirumahmu," jawab Ashif. Nabi Sulaiman mengucap. "Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun!" Sekarang aku tahu, tidaklah engkau mengatakan sesuatu kecuali bersumber dari sesuatu yang telah disampaikan kepadamu."
Kemudian beliau pulang dan menghancurkan patung itu, serta menghukum sang istri dan dayang-dayang yang mengikutinya. Lalu beliau meminta agar diambilkan pakaian yang bersih untuk dikenakannya, dan keluar menuju sebuah tanah lapang. Di atas hamparan debu beliau menghadap Allah SWT bertobat, dan memohon ampun. Beliau duduk bersimpuh diatas hamparan debu itu merendahkan diri sambil menangis serta memohon ampun kepada Allah dengan berkata, "Wahai Tuhanku! Cobaan apa ini yang telah engkau timpakan kepada keluarga Daud as, dimana mereka menyembah selain Engkau? Di rumah mereka bersama keluarganya telah disembah selain Engkau!"
Nabi Sulaiman tetap bertahan dengan apa yang telah dilakukannya itu hingga menjelang sore, setelah itu barulah beliau pulang ke rumah. Pada saat itu belia mempunyai seorang dayang yang bernama Aminah. Apabila Nabi Sulaiman hendak buang air besar atau menunaikan hajatnya dengan salah seorang istrinya, ia selalu menitipkan cincinnya kepada Aminah. Ia tidak mahu menyentuh cincin itu kecuali dalam keadaan suci. Allah telah menjadikan kekuatan kerajannya pada cincin tersebut. Pada suatu hari ia hendak berwuduk, maka ia menyerahkan cincin itu kepada Aminah.
Tiba-tiba datanglah Shakhr al-Madrid mendahului Sulaiman as masuk ketempat wuduk. Nabi Sulaiman sendiri masuk ke kamar kecil untuk buang air. Lalu keluarlah setan (Shakhr al-Madrid) dalam bentuk rupa Sulaiman, mengibas-ngibaskan jenggotnya dari air wudu. Sedikit pun tidak ada yang menduga bila dia bukan Nabi Sulaiman. Kemudian dia berkata, "Mana cincinku, Aminah!" Aminah segera memberikannya dan sama sekali tidak menduga bahwa itu bukanlah Sulaiman as. Lalu ia kenakan cincin itu di tangannya dan segera pergi menuju singgasana Nabi Sulaiman as. Di atas singgasana tersebut, dia dikelilingi oleh sekawanan burung, jin, dan manusia. Keluarlah Nabi Sulaiman dan berkata kepada Aminah, "Mana cincinku?" Aminah bertanya, "Siapakah engkau ni?" "Aku ini Sulaiman bin Daud," jawab Sulaiman.
Saat itu Nabi Sulaiman sudah berubah dari keadaan semula dan hilang pula kewibawaannya. Aminah berkata, "Kau dusta! Sesungguhnya Sulaiman telah mengambil cincinnya dan dia sekarang sedang duduk di singgasana kerajaannya." Maka tahulah Sulaiman bahwa dia telah melakukan kesalahan. Kemudian pergilah Nabi Sulaiman as meninggalkan istananya karena khuatir akan dirinya, hanya dengan mengenakan sehelai baju dan kain sarung beliau pergi tanpa peduli tidak memakai alas kaki dan songkok.
Akhirnya beliau melewati sebuah rumah di pinggir jalan pada saat merasakan kepayahan karena lapar,dahaga, dan kepanasan. Beliau mendatangi rumah itu dan mengetuk pintunya. Maka keluarlah seorang perempuan dan berkata, "Ada perlu apa?" "Aku mahu bertamu sebentar," jawab belia. "Engkau saksikan sendiri aku sedang kepanasan. Kedua kakiku terbakar dan aku sangat kelaparan dan kehausan," kata Nabi Sulaiman lagi. Wanita itu berkata, "Suamiku sedang tidak ada di rumah, dan aku tidak bisa menerima tamu laki-laki asing. Pergilah kekebun, di sana ada air dan buah-buahan. Engkau boleh memakan buah-buahannya dan mandi, mendinginkan badan. Nanti apabila suamiku telah datang aku akan meminta izinnya menerimamu sebagai tamu. Bila suamiku mengizinkannya engkau boleh bertamu dan jika tidak toh engkau telah mendapatkan rezeki dari Allah kemudian dia bertobat." (QS. Shad: 34)
Diriwayatkan oleh Ikrimah bahwa ketika Sulaiman telah mendapatkan kembali kerajaannya, maka beliau memerintahkan agar membawa semua penghuni rumah itu dan mempersilakan mereka duduk ditengah-tengah kerajaannya. Ia tidak pernah mendapatkan wanita itu sebelum Allah mengembalikan kerajaan kepadanya.**)


Monday 12 September 2011

UMAR AL KHATTAB

Saidina Umar al-Khattab atau dekenali sebagai Umar al Farooq yang bermaksud “orang yang membezakan hak dengan yang bathil”ialah daripada Bani Adi iaitu salah satu golongan puak Bani Adi,Quraisy. Dia menjadi khalifah kedua Islam pada 23 Ogos (633-644) bersamaan 22 Jamadilakhir tahun 13 Hijrah dan merupakan salah satu khalifah di dalam Khulafa al-Rasyidin.Saidina Umar dilahirkan di Makkah.Bapanya bernama Khattab bin Nufaul Bin Abdul Uzza. Beliau dikatakan terdiri daripada golongan kelas pertengahan.Di lahirkan pada tahun 583 M daripada Bani Adi iaitu salah satu bani dalam kabilah Quraish yang dipandang mulia, megah, dan berkedudukan tinggi. Waktu kecilnya pernah mengembala kambing dan dewasanya beliau berniaga dengan berulang alik ke Syam membawa barang dagangan. Waktu Jahiliah beliau pernah menjadi pendamai waktu terjadi pertelingkahan hebat antara kaum keluarganya. Beliau merupakan seorang yang berani, tegas dalam kira bicara, berterus terang menyatakan fikiran dan pandangannya dalam menghadapi satu-satu masalah. Beliau juga terkenal sebagai pemidato dan juga ahli gusti.Beliau juga berilmu dan terkenal sebagai ahli sastera yang hebat, syair yang bijaksana,pahlawan yang berani, orang yang adil dan mematuhi perintah Allah iaitu merupakan perkara yang amat jarang pada masa tersebut dan juga merupakan seorang pejuang dan wira yang gagah dan terkenal kerana kegagahannya.Semasa Nabi Muhammad s.a.w. mula menyebarkan Islam secara terang-terangan, Saidina Umar mempertahankan ajaran tradisi masyarakat Quraisy. Saidina Umar ialah antara orang yang paling kuat menentang Islam pada masa itu.Beliau memeluk Islam pada tahun ke 6 kenabian ketika berumur 27 tahun. Tindakannnya ini mengemparkan masyarakat Quraisy dan memberi berita gembira kepada umat Islam bahawa Islam akan menjadi kuat.Sebuah hadith dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahawa Rasulullah SAW berkata : "Apabila Umar memeluk Islam, Jibril pun datang dan berkata :"Ya Muhammad, sesungguhnya seluruh makhluk langit bergembira dengan islamnya Umar".Kisah pengislamannya bermula ketika dia telah mendapat berita mengenai pengislaman adik beliau yg memeluki islam dan ketika mendengarkan berita itu,beliau segera ke rumah adikknya dan melihat adiknya sedang membaca Al Qur'an.Melihatkan keadaan itu beliau lantas memukul adiknya sehingga hingga terluka dan berdarah.Kerana perasaan serba salah melihatkan adiknya begitu beliau memujuk pada adiknya dan meminta maaf serta berjanji untuk membaca secebis ayat Al Qur'an sebagai balasan.Apabila membacanya,beiau merasa terharu dengan ayat-ayat suci Al Qur'an dan merasai keindahannya dan ketika diwaktu itulah beliau membuat keputusan untuk memeluki islam dan bermula dari hari itulah beliau berjanji akan berjuang demi islam dan berjanji untuk melindungi islam hingga ke titisan darahnya yang terakhir.

Bermulanya penghijrahan beliau ke yathrib (Madinah),disitu dia menjadi sahabat Rasulullah s.a.w.Pada detik-detik terakhir sebelum meninggalkan kota Makkah untuk berhijrah ke Madinah, Saidina Ali r.a. yang menyaksikan peristiwa tersebut, meriwayatkan: Setelah saidina Umar membuat keputusan untuk berhijrah, beliau mengambil sebilah pedang disandang di sisi pinggangnya, kemudian dicapainya busar panah lalu disangkut dibahunya, sebatang anak panah tergenggam ditangannya dan melangkahkan kaki dan menuju ke Kaabah.Saidina Umar melakukan tawaf tujuh kali dengan penuh semangat tetapi tenang, tanpa menghiraukan tokoh-tokoh kafir Quraisy yang memerhatikannya. Sebaik selesai melakukan tawaf, beliau menuju ke Maqam Ibrahim dan mendirikan solat.

Selesai solat, Umar berdiri di sisi Maqam Ibrahim sambil mengeluarkan kata-kata yang keras dan pedas terhadap puak kuffar Quraisy. kata Umar: “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan membinasakan wajah manusia di dunia ini, kecuali wajah puak-puak jahannam yang memusuhi agama Allah.”Cabaran Saidina Umar terhadap tokoh-tokoh Quraisy yang menyaksikan kehadiran Umar dengan pedang terhunus itu, ternyata menimbulkan kesan gerun di dalam hati mereka. Pertama kali mereka mendengar cabaran yang begitu hebat dari Umar, mereka terpegun tanpa seorangpun yang berani menyahut cabaran Umar berlawan senjata.

Dari sudut psikologi, cara Umar mencabar puak Quraisy dengan gaya seorang pahlawan yang bersedia untuk mati, menjadikan puak Quraisy lemah semangat. Mereka membisu tanpa reaksi, sekalipun Umar mengutuk mereka sebagai puak yang bakal dibinasakan Allah SWT. Dalam keadaan puak Quraisy lemah semangat, Umar mengajaknya adu senjata.Sesudah itu Umar melangkahkan kaki meninggalkan kota Makkah dengan tenang, tanpa dijejaki oleh puak-puak Quraisy. Bagaimanapun peristiwa itu memberi seribu rahmat kepada kaum muslimin yang letih lesu, dari kalangan orang-orang tua, orang-orang sakit yang tidak terdaya meninggalkan kota Makkah tanpa teman. Mereka semua mengambil peluang untuk berhijrah ke Madinah bersama Umar Al-Khattab, dengan aman tanpa sebarang gangguan.

Sifat-sfat peribadi beliau iaitu berfikiran terbuka,berani dan adil dalam kepimpinan beliau menjadikan beliau ditakuti orang ramai kerana ketaatannya terhadap ajaran Allah s.w.t.
Beliau membentuk pembaharuan dalam bidang pentadbran dalam membentuk majlis syura,membahagikan wilayah-wilayah Islam,memperbaharui undang-undang pentadbiran tanah,pembaharuan dalam bidang ekonomi dan pembaharuan dalam bidang sosial.

Saidina Umar wafat pada tahun 644 selepas dibunuh oleh seorang hamba Majusi menyembah api yang bernama Abu Lu’lu’ah atau Fairuz. Abu Lu’lu’ah menikam Saidina Umar kerana menyimpan dendam terhadap Saidina Umar. Dia menikam Saidina Umar sebanyak enam kali sewaktu Saidina Umar menjadi imam di Masjid al-Nabawi, Madinah.

Saidina Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w. dan makam Saidina Abu Bakar. Saidina Uthman Affan dilantik menjadi khalifah selepas kematiannya..

Allahu a’lam.

Saturday 13 August 2011

BILA TIBANYA HARI KIAMAT


✐ Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya seperti tanduk besar) yang memekakkan telinga, seluruh makhluk mati kecuali Izrail & beberapa malaikat yang lain. Selepas itu, Izrail pun mencabut nyawa malaikat yang tinggal dan akhirnya nyawanya sendiri.
✐ Selepas semua makhluk mati, Tuhan pun berfirman mafhumnya “Kepunyaan siapakah kerajaan hari ini?” Tiada siapa yang menjawab.. Lalu Dia sendiri menjawab dengan keagunganNya “Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” Ini menunjukkan kebesaran & keagunganNya sebagai Tuhan yg Maha Kuasa lagi Maha Kekal Hidup, tidak mati.
✐ Selepas 40 tahun, Malaikat Israfil a.s. dihidupkan, seterusnya meniup sangkakala untuk kali ke-2, lantas seluruh makhluk hidup semula di atas bumi putih, berupa padang Mahsyar (umpama padang Arafah) yang rata tidak berbukit atau bulat seperti bumi.
✐ Sekelian manusia hidup melalui benih anak Adam yg disebut “Ajbuz Zanbi” yang berada di hujung tulang belakang mereka. Hiduplah manusia umpama anak pokok yang kembang membesar dari biji benih.
✐ Semua manusia dan jin dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan hina. Mereka tidak rasa malu kerana pada ketika itu hati mereka sangat takut dan bimbang tentang nasib & masa depan yang akan mereka hadapi kelak.
✐ Lalu datanglah api yang berterbangan dengan bunyi seperti guruh yang menghalau manusia, jin dan binatang ke tempat perhimpunan besar. Bergeraklah mereka menggunakan tunggangan (bagi yang banyak amal), berjalan kaki (bagi yang kurang amalan) dan berjalan dengan muka (bagi yang banyak dosa). Ketika itu, ibu akan lupakan anak, suami akan lupakan isteri, setiap manusia sibuk memikirkan nasib mereka.
✐ Setelah semua makhluk dikumpulkan, matahari dan bulan dihapuskan cahayanya, lalu mereka tinggal dalam kegelapan tanpa cahaya. Berlakulah huru-hara yang amat dahsyat.
✐ Tiba-tiba langit yang tebal pecah dengan bunyi yang dahsyat, lalu turunlah malaikat sambil bertasbih kepada Allah SWT. Seluruh makhluk terkejut melihat saiz malaikat yang besar dan suaranya yang menakutkan.
✐ Kemudian matahari muncul semula dengan kepanasan yang berganda. Hingga dirasakan seakan-akan matahari berada sejengkal dari atas kepala mereka. Ulama berkata jika matahari naik di bumi seperti keadaannya naik dihari Kiamat nescaya seluruh bumi terbakar, bukit-bukau hancur dan sungai menjadi kering. Lalu mereka rasai kepanasan dan bermandikan peluh sehingga peluh mereka menjadi lautan. Timbul atau tenggelam mereka bergantung pada amalan masing-masing. Keadaan mereka berlanjutan sehingga 1000 tahun.
✐ Terdapat satu telaga kepunyaan Nabi Muhammad SAW bernama Al-Kausar yang mengandungi air yang hanya dapat diminum oleh orang mukmin sahaja. Orang bukan mukmin akan dihalau oleh malaikat yang menjaganya. Jika diminum airnya tidak akan haus selama-lamanya. Kolam ini berbentuk segi empat tepat sebesar satu bulan perjalanan. Bau air kolam ini lebih harum dari kasturi, warnanya lebih putih dari susu dan rasanya lebih sejuk dari embun. Ia mempunyai saluran yang mengalir dari syurga.
✐ Semua makhluk berada bawah cahaya matahari yang terik kecuali 7 golongan yang mendapat teduhan dari Arasy. Mereka ialah:
ⅰ- Pemimpin yang adil.
ⅱ- Orang muda yang taat kepada perintah Allah.
ⅲ- Lelaki yang terikat hatinya dengan masjid.
ⅳ- Dua orang yang bertemu kerana Allah dan berpisah kerana Allah.
ⅴ- Lelaki yang diajak oleh wanita berzina, tetapi dia menolak dengan berkata “
Aku takut pada Allah”.
ⅵ- Lelaki yg bersedekah dengan bersembunyi (tidak diketahui orang ramai).
ⅶ- Lelaki yang suka bersendirian mengingati Allah lalu mengalir air matanya
kerana takutkan Allah.
✐ Oleh kerana tersangat lama menunggu di padang mahsyar, semua manusia tidak tahu berbuat apa melainkan mereka yang beriman, kemudian mereka terdengar suara “pergilah berjumpa dengan para Nabi”. Maka mereka pun pergi mencari para Nabi. Pertama sekali kumpulan manusia ini berjumpa dengan Nabi Adam tetapi usaha mereka gagal kerana Nabi Adam a.s menyatakan beliau juga ada melakukan kesalahan dengan Allah SWT. Maka kumpulan besar itu kemudiannya berjumpa Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s. (semuanya memberikan sebab seperti Nabi Adam a.s.) dan akhirnya mereka berjumpa Rasullullah SAW. Jarak masa antara satu nabi dengan yang lain adalah 1000 tahun perjalanan.
✐ Lalu berdoalah baginda Nabi Muhammad SAW ke hadrat Allah SWT. Lalu diperkenankan doa baginda.
✐ Selepas itu, terdengar bunyi pukulan gendang yang kuat hingga menakutkan hati semua makhluk kerana mereka sangka azab akan turun. Lalu terbelah langit, turunlah arasy Tuhan yang dipikul oleh 8 orang malaikat yang sangat besar (besarnya sejarak perjalanan 20 ribu tahun) sambil bertasbih dengan suara yang amat kuat sehingga ‘Arasy itu tiba dibumi.
✐ ‘Arasy ialah jisim nurani yang amat besar berbentuk kubah (bumbung bulat) yang mempunyai 4 batang tiang yang sentiasa dipikul oleh 4 orang malaikat yang besar dan gagah. Dalam bahasa mudah ia seumpama istana yang mempunyai seribu bilik yang menempatkan jutaan malaikat di dalamnya. Ia dilingkungi embun yang menghijab cahayanya yang sangat kuat.
✐ Kursi iaitu jisim nurani yang terletak di hadapan Arasy yang dipikul oleh 4 orang malaikat yang sangat besar. Saiz kursi lebih kecil dari ‘Arasy umpama cincin ditengah padang . Dalam bahasa mudah ia umpama singgahsana yang terletak dihadapan istana.
✐ Seluruh makhluk pun menundukkan kepala kerana takut. Lalu dimulakan timbangan amal. Ketika itu berterbanganlah kitab amalan masing-masing turun dari bawah Arasy menuju ke leher pemiliknya tanpa silap dan tergantunglah ia sehingga mereka dipanggil untuk dihisab. Kitab amalan ini telah ditulis oleh malaikat Hafazhah / Raqib & ‘Atid / Kiraman Katibin.
✐ Manusia beratur dalam saf mengikut Nabi dan pemimpin masing- masing. Orang kafir & munafik beratur bersama pemimpin mereka yang zalim. Setiap pengikut ada tanda mereka tersendiri untuk dibezakan.
✐ Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Nabi Muhammad SAW, dan amalan yang pertama kali dihisab adalah solat. Sedangkan hukum yang pertama kali diputuskan adalah perkara pertumpahan darah.
✐ Apabila tiba giliran seseorang hendak dihisab amalannya, malaikat akan mencabut kitab mereka lalu diserahkan, lalu pemiliknya mengambil dengan tangan kanan bagi orang mukmin dan dengan tangan kiri jika orang bukan mukmin.
✐ Semua makhluk akan dihisab amalan mereka menggunakan satu Neraca Timbangan. Saiznya amat besar, mempunyai satu tiang yang mempunyai lidah dan 2 daun. Daun yang bercahaya untuk menimbang pahala dan yang gelap untuk menimbang dosa.
✐ Acara ini disaksikan oleh Nabi Muhammad SAW dan para imam 4 mazhab untuk menyaksikan pengikut masing-masing dihisab.
✐ Perkara pertama yang diminta ialah Islam. Jika dia bukan Islam, maka seluruh amalan baiknya tidak ditimbang bahkan amalan buruk tetap akan ditimbang.
✐ Ketika dihisab, mulut manusia akan dipateri, tangan akan berkata- kata, kaki akan menjadi saksi. Tiada dolak-dalih dan hujah tipuan. Semua akan di adili oleh Allah Ta’ala dengan Maha Bijaksana.
✐ Setelah amalan ditimbang, mahkamah Mahsyar dibuka kepada orang ramai untuk menuntut hak masing-masing dari makhluk yang sedang dibicara sehinggalah seluruh makhluk berpuas hati dan dibenarkannya menyeberangi titian sirat.
✐ Syafaat Nabi Muhammad SAW di akhirat :
ⅰ- Meringankan penderitaan makhluk di Padang Mahsyar dengan mempercepatkan
hisab.
ⅱ- Memasukkan manusia ke dalam syurga tanpa hisab.
ⅲ- Mengeluarkan manusia yang mempunyai iman sebesar zarah dari neraka.
(Semua syafaat ini tertakluk kepada keizinan Allah SWT.)
✐ Para nabi dan rasul serta golongan khawas juga diberikan izin oleh Tuhan untuk memberi syafaat kepada para pengikut mereka. Mereka ini berjumlah 70 000. Setiap seorang dari mereka akan mensyafaatkan 70 000 orang yang lain.
✐ Setelah berjaya dihisab, manusia akan mula berjalan menuju syurga melintasi jambatan sirat. Siratul Mustaqim ialah jambatan (titian) yang terbentang dibawahnya neraka. Lebar jambatan ini adalah seperti sehelai rambut yang dibelah tujuh dan ia lebih tajam dari mata pedang. Bagi orang mukmin ia akan dilebarkan dan dimudahkan menyeberanginya.
✐ Fudhail bin Iyadh berkata perjalanan di Sirat memakan masa 15000 tahun. 5000 tahun menaik, 5000 tahun mendatar dan 5000 tahun menurun. Ada makhluk yang melintasinya seperti kilat, seperti angin, menunggang binatang korban dan berjalan kaki. Ada yang tidak dapat melepasinya disebabkan api neraka sentiasa menarik kaki mereka, lalu mereka jatuh ke dalamnya.
✐ Para malaikat berdiri di kanan dan kiri sirat mengawasi setiap makhluk yang lalu. Setiap 1000 orang yang meniti sirat, hanya seorang sahaja yang Berjaya melepasinya. 999 orang akan terjatuh ke dalam neraka.
Rujukan: Kitab Aqidatun Najin karangan Syeikh Zainal Abidin Muhammad Al- Fathani. Pustaka Nasional Singapura 2004.
☞ Jika sekiranya kalian ingin mengumpul saham akhirat, sampaikanlah ilmu ini kepada sahabat² yang lain. Sepertimana sabda Rasulullah SAW: ❝ Sampaikanlah pesananku walaupun satu ayat. ❞ Sesungguhnya apabila matinya seseorang anak Adam itu, hanya 3 perkara yang akan dibawanya bersama :
① Sedekah/amal jariahnya.
② Doa anak²nya yang soleh.
③ Ilmu yang bermanfaat yang disampaikannya kepada orang lain.
slamat menymbut bulan Ramadhan dan kmpul pahala sbyk mngkin.

Wednesday 10 August 2011

RABI'ATUL ADAWIYAH

Rabi'atul Adawiyah merupakan salah seorang srikandi
agung dalam Islam. Beliau terkenal dengan sifat wara'
dan sentiasa menjadi rujukan golongan cerdik pandai
kerana beliau tidak pernah kehabisan hujjah.

Rabiatul Adawiyah merupakan seorang wanita yang diangkat tarafnya menjadi wali. Punyai suara yang merdu dan wajah yang ayu, namun cinta hatinya tidak mampu dimiliki lelaki. Rabiatul Adawiyah kekal sendiri kerana cinta hati hanya untukNya.

Rabiatul Adawiyah anak bongsu daripada empat orang adik-beradik.
Beliau dinamakan Rabiah yang bermaksud nombor empat. Walaupun mendapat pelbagai reaksi daripada pelbagai pihak, ayahnya tetap dengan keputusannya.
Kisahnya bermula sebelum kelahirannya lagi. Ayahnya Rabiatul adalah seorang yang baik akhlak dan elok ilmu agamanya.
Semasa dia masih kecil kedua-dua ibu bapanya meninggal dan tinggallah dia dengan kakak-kakaknya. Kemudiannya ujian Tuhan datang lagi, dia diculik dan menjadi hamba pada satu keluarga kaya. Daripada situlah perjalanan spiritual Rabiatul berkembang sehinggalah beliau diiktiraf sebagai wali.

Kisah bermula pada zaman dahulu di mana kejahilan menyelebungi masyarakat arab kebanyakan sekolah agama telah ditutup. Ayah Rabiatul Adawiyah adalah guru agama tapi terpaksa menjadi pendayung sampan. Untuk menarik minat orang menaiki sampannya dia akan mendendangkan lagu yang merdu ketika mendayung sampan. Rabiatul Adawiyah sentiasa disamping ayahnya hinggalah dia dewasa, apabila ayahnya meninggal dunia. Dia menggantikan tempat ayah sebagai pendayung sampan dan mendendangkan lagu yang merdu. Mendengarkan suaranya yang merdu itu menarik hati seorang lelaki untuk membawanya untuk dipersembahkan kepada raja dan dia terpaksa berkhidmat untuk raja. Setiap hari dia menyanyi dan menuang arak kepada raja dan tetamu raja.

Suatu hari timbul kesedaran di hatinya merasa insaf dengan segala perbuatannya kerana kejahilannya itu sedangkan bapanya adalah seorang guru agama. Dari hari itu Rabiatul Adawiyah tidak mahu lagi menyanyi dan menuang arak. Dia sering duduk bersendirian berzikir kepada Allah. Dia juga diseksa oleh raja dengan kerja yang berat. Pernah suatu hari pengawal raja disuruh melepaskan ular dan kala jengking ke dalam bilik Rabiatul Adawiyah kerana raja tidak senang melihat dia sentiasa berzikir. Tetapi akhirnya ular tersebut menerkam pengawal raja. Rabiatul Adawiyah tetap tenang, walaupun dia tidak diberi makan dia tetap mampu menjalankan ibadat kepada Allah. Apabila raja mengintainya di dalam bilik, kelihatan dia sedang munajat memohn doa kepada Allah. di dalam kegelapan biliknya kelihatan cahaya yang menyuluh ke arahnya. Pada suatu malam raja bermimpi seorang tua datang dan mengatakan supaya melepaskan Rabiatul Adawiyah dan jangan lagi menyiksanya kemudia raja melihat Rabiatul Adawiyah berpakaian serba putih naik ke atas langit. Beliau terus ke bilik Rabiatul Adawiyah untuk melihat sama ada Rabiatul Adawiyah masih ada atau sudah pergi. Kelihatan Rabiatul Adawiyah masih berzikir dan berdoa.

Sampai habis tempoh masa Rabiatul berkhidmat dengan raja, akhirnya dia dilepaskan oleh raja. Rabiatul Adawiyah berterima kasih kepada raja dan tidak meminta apa-apa daripada raja walaupun raja memberi peluang kepadanya untuk meminta apa saja sebelum dia pergi. Apabila dia pulang ke kampungnya, rumah telah roboh dan penduduk kampungnya juga ramai yang telah berpindah. Dia meminta orang menyediakan sebuah pondok kecil untuknya. Pada suatu malam, seorang pencuri terpandang pondok Rabiatul Adawiyah lalu dia ingin pergi mencuri di situ. Ketika itu Rabiatul Adawiyah sedang solat. Dia tidak menjumpai apa-apa di dalam rumah Rabiatul Adawiyah melainkan sebiji tempayan. Lalu dia merasa kecewa dan ingin bunuh Rabiatul Adawiyah. Apabila dia mengeluarkan pisan dan ingin menikanm Rabiatul Adawiyah tiba-tiba dia menjadi keras dan pisaunya terjatuh. Rabiatul Adawiyah terkejut. Rabiatul mengatakan pada pencuri itu ambillah apa yang dia inginkan jika dia seorang pencuri tetapi mengapa ingin membunuhnya. Lalu dia menyuruh pencuri itu mengambil wudhuk dan bersolat serta memohon pada Allah apa yang dia inginkan. Lalu pencuri itu bersolat dan meinta pada Allah agar mendapat rezeki yang banyak supaya dia tidak perlu menjadi pencuri lagi.

Pada masa yang sama diluar kelihatan kereta kuda yang membawa banyak harta yang menuju ke arah pondok Rabiatul Adawiyah. Raja menghantar orang untuk memberi Rabiatul Adawiyah harta yang banyak. Apabila orang itu datang menemui Rabiatul Adawiyah kerana ingin menyerahkan harta itu, Rabiatul Adawiyah mengatakan dia tidak pernah meminta harta dari Allah tetapi orang disebelahnya yang memohon kepada Allah jadi berikanlah harta itu kepada orang yang memintanya. Pencuri itu gembira kerana mendapat harta dan dia membuat sebuah mahligai yang indah. Pada suatu hari ada seorang lelaki menemui pencuri itu dan bertanya bagaimana dia mendapat harta yang begitu banyak dalam sekelip mata. Dia pun menceritakan kisahnya kepada lelaki itu. Lelaki itu menjelaskan kepadanya bahawa wanita yang ditenuinya itu adalah wali Allah. Dia berasa terkejut dan menyesal kerana tidak berterima kasih kepada Rabiatul Adawiyah lalu dia ke pondok rabiatul Adawiyah untuk menemuinya. Ketika itu Rabiatul Adawiyah sedang nazak. Akhirnya Rabiatul Adawiyah pergi menemui kekasihnya.

Pada suatu hari, sekumpulan golongan cerdik pandai telah datang ke rumah Rabi'atul Adawiyah. Tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menguji beliau dengan pelbagai persoalan. Malah mereka telah bersedia dengan satu persoalan yang menarik. Mereka menaruh keyakinan yang tinggi, kerana selama ini Rabi'atul Adawiyah tidak pernah ketandusan hujah.

"Wahai Rabi'atul Adawiyah, semua bentuk kebajikan yang tinggi-tinggi telah dianugerahkan oleh Allah kepada kaum lelaki, namun tidak kepada kaum wanita."
Ketua rombongan itu memulakan bicara.
"Buktinya?" Balas Rabi'atul Adawiyah.

"Buktinya ialah, mahkota kenabian dan Rasul telah dianugerahkan kepada kaum lelaki.Malah mahkota kebangsawanan juga dikurniakan kepada kaum lelaki.
Paling penting, tidak ada seorang wanita pun yang telah diangkat menjadi Nabi atau Rasul, malah semuanya dari golongan lelaki." Jawab mereka pula dengan yakin.

"Memang betul pendapat tuan-tuan sekalian. Akan tetapi harus diingat bahawa sejahat-jahat pangkat ada pada kaum lelaki juga. Siapa yang mengagung-agungkan diri sendiri? Siapa yang begitu berani mendakwa dirinya sebagai Tuhan? Dan siapa pula yang berkata : "Bukankah aku ni tuhanmu yang mulia?" Dengan tenang, Rabi'atul Adawiyah membalas hujah mereka sambil merujuk kepada Firaun dan Namrud.

Kemudian Rabi'atul Adawiyah menambah lagi, "Anggapan dan ucapan seperti itu tidak pernah keluar dari mulut seorang wanita. Malah semuanya ditimpakan kepada kaum lelaki."

Suatu hari, Rabi'atul Adawiyah terlihat seseorang sedang berjalan-jalan dengan kepalanya berbalut sambil menagih simpati daripada orang ramai. Kerana ingin tahu sebabnya orang itu berbuat demikian, Rabi'atul Adawiyah bertanya, "Wahai hamba Allah! Mengapa engkau membalut kepalamu sebegini rupa?"

"Kepalaku sakit." Jawab orang itu dengan ringkas.

"Sudah berapa lama?" Tanya Rabi'atul Adawiyah lagi.

"Sudah sekian hari." Jawabnya dengan tenang.

Lantas Rabi'atul Adawiyah bertanya lagi,"Berapa usiamu sekarang?"

Orang itu menjawab,"Sudah 30 tahun"

"Bagaimana keadaanmu selama 30 tahun itu?" Tanya beliau lagi.

"Alhamdulillah, sihat-sihat saja." Jawabnya.

"Apakah kamu memasang sebarang tanda di badanmu bahawa kamu sihat selama ini?" Tanya Rabi'atul Adawiyah.

"Tidak." Jawab orang itu ragu-ragu.

"Masya Allah, selama 30 tahun Allah telah menyihatkan tubuh badanmu, tetapi kamu langsung tidak memasang sebarang tanda bagi menunjukkan kamu sihat sebagai
tanda bersyukur kepada Allah. Jika sebaliknya, pasti manusia akan bertanya kepada kamu sebabnya kamu sangat gembira. Apabila mereka mengetahui nikmat Allah kepadamu, diharapkan mereka akan bersyukur dan memuji Allah." Jelas Rabi'atul Adawiyah.

"Akan tetapi, kini apabila kamu mendapat sakit sedikit, kamu balut kepalamu dan kemudian pergi ke sana sini bagi menunjukkan sakitmu dan kekasaran Allah terhadapmu kepada orang ramai, Mengapa kamu berbuat hina seperti itu?" Sambung Rabi'atul Adawiyah lagi.

Orang yang berbalut kepalanya itu hanya diam seribu bahasa dan tertunduk malu denga perlakuannya. Kemudian dia beredar meninggalkan Rabi'atul Adawiyah dengan perasaan kesal dan insaf.




DOA UWAIS AL QORNI

“ Uwais, apa yang kamu doa sepanjang kamu berada di Mekah? ”
Uwais menjawab :
“ Saya berdoa minta supaya Allah mengampunkan semua dosa-dosa ibu”.
Ibunya bertanya lagi :
“ Bagaimana pula dengan dosa kamu? ”
Uwais menjawab :
“ Dengan terampun dosa ibu, ibu akan masuk syurga, cukuplah ibu redha dengan saya maka saya juga masuk syurga. “
Ibunya berkata lagi :
“Ibu nak supaya engkau berdoa agar Allah hilangkan sakit putih (sopak) kamu ini. “
Uwais berkata :
“ Saya keberatan untuk berdoa kerana ini Allah yang jadikan. Kalau tidak redha dengan kejadian Allah, macam saya tidak bersyukur dengan Allah Ta’ala. “
Ibunya menambah :
“ Kalau nak masuk syurga, kena taat kepada perintah ibu, ibu perintahkan engkau berdoa. ”
Akhirnya Uwais tidak ada pilihan melainkan mengangkat tangan dan berdoa. Uwais berdoa seperti yang ibunya minta supaya Allah sembuhkan putih yang luar biasa (sopak) yang dihidapinya itu. Namun kerana dia takut masih ada dosa pada dirinya dia berdoa :
“ Tolonglah Ya Allah! Kerana ibuku, aku berdoa hilangkan yang putih pada badanku ini melainkan tinggalkan sedikit. ”
Allah s.w.t. menyembuhkan serta merta, hilang putih sopak di seluruh badannya kecuali tinggal satu tompok sebesar duit syiling di tengkuknya. Tanda tompok putih kekal pada Uwais kerana permintaannya, kerana ini (sopak) adalah anugerah, maka inilah tanda pengenalan yang disebut Nabi s.a.w. kepada Umar dan Ali.
” Tandanya kamu nampak di belakangnya ada satu bulatan putih, bulatan sopak. Kalau berjumpa dengan tanda itu dialah Uwais al-Qarni. “
Tidak lama kemudian, ibunya telah meninggal dunia. Dia telah menunaikan kesemua permintaan ibunya. Selepas itu dia telah menjadi orang yang paling tinggi martabatnya di sisi Allah. Sayyidina Umar dan Sayidina Ali dapat berjumpa dengan Uwais dan seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. , mereka meminta supaya Uwais berdoa agar Allah swt. mengampunkan semua dosa-dosa mereka. Ketika Uwais al-Qarni berjumpa Umar dan Ali, dia berkata :
“ Aku ini datang dari Yaman ke Madinah kerana aku ingin menunaikan wasiat Nabi kepada kamu iaitu supaya kamu berdua berjumpa dengan aku. “
Maka Uwais pun telah mendoakan untuk mereka berdua

UWAIS AL QARNI

Nabi berpesan kepada Umar dan Ali :
“ Akan lahir di kalangan Tabiin seorang insan yang doanya sangat makbul. Namanya Uwais al-Qarni dan dia akan lahir di zaman kamu. ”
Kita telah mengenali siapa dia Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali iaitu orang-orang yang telah disenaraikan sebagai “ al-Mubasyirun bil Jannah ” iaitu mereka sudah dijamin masuk syurga. Nabi seterusnya berkata kepada Umar dan Ali :
“ Di zaman kamu nanti akan lahir seorang insan yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdoa untuk kamu berdua.”
Umar dan Ali bertanya kepada Nabi s.a.w. soalan yang sama iaitu :
“ Apakah yang patut saya minta daripada Uwais al-Qarni, Ya Rasulullah? “
Nabi menjawab :
“ Kamu minta kepadanya supaya dia berdoa kepada Allah agar Allah ampunkan dosa-dosa kalian.”
Banyak peristiwa sahabat yang berjumpa dengan Nabi s.a.w. , minta sesuatu yang baik kepada mereka, Nabi s.a.w. menjawab :
“ Pohonlah al-Maghfirah daripada Allah swt. ”
Maka topik al-Maghfirah (keampunan) ini menjadi topik yang begitu dicari, yang begitu relevan, hatta kepada orang yang telah disenaraikan sebagai ahli syurga. Kalau secara logiknya, ahli syurga seolah tidak perlu kepada pengampunan dosa daripada Allah s.w.t. kerana mereka sudah dijamin masuk syurga, namun tidak, Nabi s.a.w. masih menekankan supaya meminta Allah untuk mengampunkan dosa.
Memang benarlah firasat seorang Nabi, Uwais al-Qarni telah muncul di zaman Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali. Mereka memang menunggu dan mencari kabilah-kabilah yang datang dari arah Yaman ke Madinah, akhirnya bertemu mereka dengan Uwais al-Qarni. Dengan pandangan mata kasar, tidak mungkin dia orang yang Nabi s.a.w. maksudkan. Kerana orang itu pada pandangan insan-insan biasa atau orang-orang yang datang bersama dengannya bersama kabilah menganggapkan dia seorang yang kurang berakal.

Asalnya berpenyakit sopak, badannya putih, putih penyakit yang tidak digemari. Walaupun dia seorang berpenyakit sopak tetapi dia seorang yang soleh, terlalu mengambil berat tentang ibunya yang uzur dan lumpuh. Dia telah begitu tekun untuk mendapatkan keredhaan ibunya. Bapa dia meninggal dunia ketika dia masih kecil lagi. Dia sopak sejak dilahirkan dan ibunya menjaga dia sampai dia dewasa.
Suatu hari ibunya memberitahu kepada Uwais bahawa dia ingin sangat untuk pergi mengerjakan haji. Dia menyuruh Uwais supaya mengikhtiarkan dan mengusahakan agar dia dapat dibawa ke Mekah untuk menunaikan haji. Sebagai seorang yang miskin, Uwais tidak berdaya untuk mencari perbelanjaan untuk ibunya kerana pada zaman itu kebanyakan orang untuk pergi haji dari Yaman ke Mekah mereka menyediakan beberapa ekor unta yang dipasang di atasnya “ Haudat ”. Haudat ini seperti rumah kecil yang diletakkan di atas unta untuk melindungi panas matahari dan hujan, selesa dan perbelanjaannya mahal. Uwais tidak mampu untuk menyediakan yang demikian, unta pun dia tidak ada, nak sewa pun tidak mampu.
Ibu Uwais semakin uzur hari demi hari dan berkata kepada anaknya pada suatu hari :
“ Anakku, mungkin ibu dah tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkanlah agar ibu dapat mengerjakan haji. ”
Uwais mendapat suatu ilham. Dia membeli seekor anak lembu yang baru lahir dan sudah habis menyusu. Dia membuat sebuah rumah kecil (pondok) di atas sebuah “Tilal” iaitu sebuah tanah tinggi (rumah untuk lembu itu di atas bukit). Apa yang dia lakukan, pada petang hari dia dukung anak lembu untuk naik ke atas “Tilal”. Pagi esoknya dia dukung lembu itu turun dari “Tilal” untuk diberi makan. Itulah yang dilakukannya setiap hari. Ada ketikanya dia mendukung lembu itu mengelilingi bukit tempat dia beri lembu itu makan. Perbuatan yang dilakukannya ini menyebabkan orang kata dirinya gila.
Memang pelik, membuatkan rumah untuk lembu di atas bukit, kemudian setiap hari mengusung lembu, petang bawa naik, pagi bawa turun bukit. Namun sebenarnya jika dilihat di sebaliknya, Uwais seorang yang bijak. Lembu yang asalnya hanya 20kg, selepas enam bulan lembu itu sudah menjadi 100kg. Otot-otot tangan dan badan Uwais pula menjadi kuat hinggakan dengan mudah mengangkat lembu seberat 100kg turun dan naik bukit setiap hari.
Selepas lapan bulan, telah sampai musim haji, rupa-rupanya perbuatannya itu adalah satu persediaan untuk dia membawa ibunya mengerjakan haji. Dia telah memangku ibunya dari Yaman sampai ke Mekkah dengan kedua tangannya. Di belakangnya dia meletakkan barang-barang keperluan seperti air, roti dan sebagainya. Lembu yang beratnya 100kg boleh didukung dan dipangku inikan pula ibunya yang berat sekitar 50kg. Dia membawa (mendukung dan memangku) ibunya dengan kedua tangannya dari Yaman ke Mekah, mengerjakan Tawaf, Saie dan di Padang Arafah dengan senang sahaja. Dan dia juga memangku ibunya dengan kedua tangannya pulang semula ke Yaman dari Mekah.
Setelah pulang semula ke Yaman, ibunya bertanya :
“ Uwais, apa yang kamu doa sepanjang kamu berada di Mekah? ”
Uwais menjawab :
“ Saya berdoa minta supaya Allah mengampunkan semua dosa-dosa ibu”.
Ibunya bertanya lagi :
“ Bagaimana pula dengan dosa kamu? ”
Uwais menjawab :
“ Dengan terampun dosa ibu, ibu akan masuk syurga, cukuplah ibu redha dengan saya maka saya juga masuk syurga. “
Ibunya berkata lagi :
“Ibu nak supaya engkau berdoa agar Allah hilangkan sakit putih (sopak) kamu ini. “
Uwais berkata :
“ Saya keberatan untuk berdoa kerana ini Allah yang jadikan. Kalau tidak redha dengan kejadian Allah, macam saya tidak bersyukur dengan Allah Ta’ala. “
Ibunya menambah :
“ Kalau nak masuk syurga, kena taat kepada perintah ibu, ibu perintahkan engkau berdoa. ”
Akhirnya Uwais tidak ada pilihan melainkan mengangkat tangan dan berdoa. Uwais berdoa seperti yang ibunya minta supaya Allah sembuhkan putih yang luar biasa (sopak) yang dihidapinya itu. Namun kerana dia takut masih ada dosa pada dirinya dia berdoa :
“ Tolonglah Ya Allah! Kerana ibuku, aku berdoa hilangkan yang putih pada badanku ini melainkan tinggalkan sedikit. ”
Allah s.w.t. menyembuhkan serta merta, hilang putih sopak di seluruh badannya kecuali tinggal satu tompok sebesar duit syiling di tengkuknya. Tanda tompok putih kekal pada Uwais kerana permintaannya, kerana ini (sopak) adalah anugerah, maka inilah tanda pengenalan yang disebut Nabi s.a.w. kepada Umar dan Ali.
” Tandanya kamu nampak di belakangnya ada satu bulatan putih, bulatan sopak. Kalau berjumpa dengan tanda itu dialah Uwais al-Qarni. “
Tidak lama kemudian, ibunya telah meninggal dunia. Dia telah menunaikan kesemua permintaan ibunya. Selepas itu dia telah menjadi orang yang paling tinggi martabatnya di sisi Allah. Sayyidina Umar dan Sayidina Ali dapat berjumpa dengan Uwais dan seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. , mereka meminta supaya Uwais berdoa agar Allah swt. mengampunkan semua dosa-dosa mereka. Ketika Uwais al-Qarni berjumpa Umar dan Ali, dia berkata :
“ Aku ini datang dari Yaman ke Madinah kerana aku ingin menunaikan wasiat Nabi kepada kamu iaitu supaya kamu berdua berjumpa dengan aku. “
Maka Uwais pun telah mendoakan untuk mereka berdua
sekadar hiasan

Sunday 24 July 2011

Keputeraan Rasulullah dan 40 tahun sebelum kenabian.

NabK

Nabi s.Nabi s.a.w dilahirkan di penempatan bani Hashim  di Mekah pada hari Isnin 9 Rabi’ul Awal tahun pertama peristiwa gajah dan empat puluh tahun setelah berlalunya pemerintahan Kisra Anosyarwan .Ianya bersamaan dengan 20 atau 22 April 571 (M) berdasarkan analisis yang dibuat oleh seorang alim besar Muhammad Sulaiman al Mansurfuri dan seorang lagi penganalisis ahli falaq iaitu Mahmut Basya.

Ibn Sa’ad meriwayatkan bahawa ibu Rasulullah s.a.w pernah berkata: “ketelah aku melahirkan keluar dari farajku cahay yang menerangi untuknya istana-istana di Syam’. Ahmad meriwayatkan sebuat hadith yang hamper sama maksudnya dari al ‘Irbad bin sariyah.

Ada perkara-perkara luarbiasa (irhas) sebagai tanda perutusan Rasulullah s.a.w telah terjadi ketika baginda dilahirkan.Semasa baginda dilahirkan empat belas lengkungan igerbang istana Kisra telah gugur,api yang disembah oleh orang-orang Majusi terpadam dan gereja-gereja disekitar Bahirah sawah telah runtuh setelah ia mendap ke bumi.

Apabila baginda di lahirkan ibunya menghantar utusan kepada ‘Abd al Muttalib menyampaikan berita gembira itu.Lalu datanglah Abd Muttalib dengan penuh girang lalu masuk ke Ka’abah serta berdoa serta bersyukur kepada Allah ta’ala.Dia memilih untuk cucunya itu  nama Muhammad,nama ini tidak pernah dikenali di kalangan orang-orang Arab ketika itu dan dikhatankannya pada hari ketujuh sebagaimana kebiasaanya dilakukan orang – orang Arab.

Orang pertama yang menyusukan baginda s.a.w selepas ibunya ialah Thuwaybah hamba Abu Lahab dengan susu bayinya yang bernama Masruh.Sebelum itu dia juga telah menyusui Hambah bin Abd al Muttalib dan selepasnya dia menyusui Abu Salamah bin Abdul Asad al Makhzumiy.


Dalam keluarga Bani S

Rasulullah mempunyai adik-beradik sesuan iaitu Abdullah bin al harith, Anisah binti al Harith, Hudhafah atau Judhamah binti al harith iaitu al Shayma,gelaran yang lebih dikenali daripada nama asalnya.Halimah menyusui Rasulullah s.a.w bersama sufiyan bin al Harith bin Abd al Muttalib iaitu bapa saudara baginda sendiri.

Bapa saudara baginda iaitu Hamzah bin Abd muttalib juga menyusu dalam keluarga Bani Sa’ad bin Bakr.Dia pernah menyusu dengan ibu susu Rasulullah s.a.w pada suatu hari iaitu Halimah.Justeru,hamzah adalah saudara susuan Rasulullah s.a.w dari dua ibu susuan iaitu Thuwaybah dan Halimah al Sa’diyyah.

Semasa menyusui rasulullah s.a.w  Halimah melihat keberkatan baginda yang menimbulkan kekagumannya.Beliau menceritakan secara terperinci tentang keberkatan yang dialaminya semasa menyusui Rasulullah s.a.w seperti berikut :

Berkata Ibn Ishaq : Halimah menceritakan : Bahawa dia bersama suaminya keluar dari kampong halamannya membawa bersama bayi yang sedang disusuinya.Bersama mereka dalam rombongan itu ialah beberapa orang wanita dari bani Sa’ad bin bakarWanita-wanita itu keluar dengan tujuan untuk mencari bayi-bayi yang hendak disusui.

Kata halimah : Pada masa itu adalh musim kemarau dan kami tidak empunyai bekalan sedikit pun.Lalu aku menunggang keldaiku yang bernama Qamra’.Kami membawa bersama kami seekor unta yang telah tua,demi Allah unta itu tidak mempunyai setitik susu pun.Pada waktu malam kami tidak dapat tidur lelap disebabkan bayi kami yang menangis kerana kelaparan sedangkan susu pada saya tidak mencukupi untuk keperluannyaUnta kami pula tidak mempunyai susu untuk dijadikan makanan.Namun kami tetap mengharap agar mendapat bantuan dan penyelesaian masalah yang kami hadapi.Lantaran itu saya pun keluar menunggang keldai.Saya terus menunggang tanpa henti sehingga menyusahkan rombongan saya disebabkan tidak berdaya.Apabila kami sampai ke mekah kami pun mencari kalau-kalau ada bayi yang hendak diupah menyusu.setiap wanita dikalangan kami ditawarkan untuk menyusui Rasulullah s.a.w tetapi mereka enggan menerimanya apabila mereka diberitahu bahawa Rasullullah s.a.w  adalah seorang anak yatim.Ini disebabkan kami berharap agar mendapat sesuatu kebaikan dari bapa si bayi. Lalu kami pun berkata:Ah anak yatim! Apalah yang dapat dibuat oleh datuk dan ibunya.Itulah sebabnya kami tidak suka menerima anak yatim.Akhirnya semua wanita yang datang bersama saya mendapat bayi dari orang lain. Setelah kami berkumpul untuk berlepas pulang,saya pun berkata kepada suami saya : demi Allah,saya tidak suka pulang bersama teman-temanku tanpa mengambil seorang bayi.Demi Allah, saya akan pergi kepada si yatim itu dan mengambilnya.Suamiku berkata: Tidak ada salahnya kamu berbuat begitu,Mudah-mudahan Allah akan menjadikan kita keberkatan pada bayi itu.Lalu saya pun pergi dan mengambilnya.Tidak ada yang mendorong saya mengambilnya melainkan kerana tidak mendapati bayi yang lain.Setelah mengambilnya,saya pun kembali kepada kenderaan saya.Setelah saya letakkan dia didalam bilik,saya pun menghulurkan tetek kepadanya agar diminum sebanyak mana yang dimahu.Lalu diminumnya sehingga puas dan saudaranya juga minum sehingga puas.Kemudian kedua-dua bayi itu pun tidur.Sebelum itu kami tidak pernah dapat tidur bersamanya.Lalu suami saya pun bangun pergi kepada unta tua kami,tiba-tiba didapati ia mempunyai susu.lalu diperahnya susu unta itu sekadar untuk minumannya dan saya juga turut meminumnya bersama sehingga kami betul-betul rasa puas dan kenyang.Pada malam itu kami dapat tidur lena.Apabila pagi,suamiku berkata kepadaku: Demi Allah ketahuilah wahai Halimah,sesungguhnya engkau telah mengambil seorang manusia yang diberkati.Saya menjawab: Demi Allah saya pun mengharapkan demikian.Kemudian kami keluar dan saya menunggang keldaisaya itu dan saya bawa Rasulullah bersama saya.Demi Allah keldai itu bergerak dengan pantas sekali sehingga tidak mampu dikejar oleh keldai-keldai mereka yang lain sehinggakan para temanku berkata: Hai puteri Abu Dhu’ayb,jahanam kamu,perlahanlah sikit,bukankah keldai itu yang kamu tunggang semasa keluar bersama kami?Saya menjawab:Bahkan demi Allah, keldai inilah yang saya tunggang dahulu.Lalu wanita berkata: Demi Allah pada keldai itu ada sesuatu urusan.Kemudian kami pun sampai kerumah-rumah kami di perkampungan bani Sa’ad.Setakat yang aku tahu kampong kami adalah tempat yang paling teruk ditimpa kemarau.Tatkala kami pulang membawa baginda,kambing-kambingku pulang dari meragut dalam keadaan kenyang dan mempunyai susu.Lalu kami perah dan minum susu kambing itu sedangkan orang lain tidak mendapat sebarang setitik susu pun pada lambung susu kambing mereka.Sehingga kaum kami yang melihat hal tersebut berkata kepada para pengembara:jahanam kamu,mengapa kamu tidak membawa kambing-kambing itu ditempat yang dibawa oleh pengembala puteri Abu Dhu’ayb?Tetapi kambing mereka pulang dalam keadaan lapar sedangkan kambingku pulang dalam keadaan kenyang dan mempunyai susu.Kami terus mendapat tambahan  dan keberkatan dari Allah sehinggalah usia Baginda berlalu dua tahun dan berhenti menyusu.Baginda membesar dengan cepat tidak seperti kank2 lain.Tidak sampai dua tahun baginda telah menjadi seorang kanak-kanak yang berhenti menyusu.Setelah itu kami pun membawanya kepada ibunya sedangkan kami sangat ingin agar baginda terus menetap bersama kami disebabkan kami melihat sendiri keberkatannya.Lalu kami sampaikan hasrat kami kepada ibunya.Saya berkata: Tinggalkanlah anak ini disisiku sehingga ia besar kerana saya bimbang nanti ia ditimpa wabak penyakit dimekah.Katanya lagi: Kami terus mendesak ibunya sehingga akhirnya ia mengembalikan anak itu kepada kami


Begitulah baginda Rasulullah s.a.w terus berada dalam peliharaan Bani Sa’ad.Apabila berlalu empat atau lima tahun dari kelahirannya berlakulah peristiwapembelahan dada baginda.Muslim meriwayatkan dari Anas bahawa Rasulullah pernah didatangi Jibril ketika baginda masih kanak-kanak dan sedang bermain dengan kanak-kanak yang lain.Jibril telah menangkapnya lalu membelah tempat hatinya serta mengeluarkan hatinya.Dari hati itu dikeluarkan sebuku darah,lalu dia berkata: Inilah bahagian syaitan padamu.Kemudian dibasuhnya hati itu di dalam sebuah bekas dari emas dan air Zamzam.Kamudian dicantumkan semula dan dikembalikan Ketempat asalnya.Kanak-kanak yang melihat kejadian itu pun datang berlari-lari kepada ibunya iaitu ibu susuannya seraya berkata: Muhammad telah dibunuh.Lalu mereka pun datang kepada Muhammad dan didapati Muhammad berubah air mukanya..




Thursday 21 July 2011

Sultan Saladin, Pahlawan Islam di Perang Salib



Dia dikenal sebagai raja, panglima perang yang jago strategi, pemimpin umat, dan sekaligus sosok yang santun dan penuh toleransi. Banyak manuskrip yang mencatat "Saladin Sang Raja Mesir" (Saladin, King of Egypt) sebagai simbol kekuasaan Eropa. Namanya tidak bisa dilepaskan dari Sejarah Perang Salib yang membawa kejayaan Islam, namun tanpa menindas kaum Kristiani.
Sultan Saladin lahir dengan nama Salahidun Yusuf Ibn Ayyub di Tikrit, dekat Sungai Tigris dari sebuah keluarga Kurdi. Ia dikirim ke Damaskus, Suriah, untuk menimba ilmu. Selama sepuluh tahun ia berguru pada Nur ad-Din (Nureddin). Setelah berguru ilmu militer pada pamannya, seorang negarawan Seljuk dan pimpinan pasukan Shirkuh, ia dikirim ke Mesir untuk menghadang perlawanan Kalifah Fatimiyah tahun 1160. Ia sukses dengan misinya yang membuat pamannya duduk sebagai wakil di Mesir pada tahun yang sama. Saladin memperbaiki perekonomian Mesir, mengorganisasi ulang kekuatan militernya, dan mengikuti anjuran ayahnya untuk tidak memasuki area konflik dengan Nur ad Din. Sepeninggal Nur ad Din, barulah ia mulai serius memerangi kelompok Muslim sempalan dan pembrontak Kristen. Dia bergelar Sultan di Mesir dan menjadi pendiri Dinasti Ayyubi serta mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir.
Terlibat dalam Perang Salib
Dalam dua kesempatan, tahun 1171 dan 1173, Saladin diinvasi Kerajaan Kristen Jerusalem. Nur ad Din saat ini berniat membalas serangan. Namun Saladin berpendapat bahwa mereka harus kuat terlebih dulu. Sepeninggal Nur ad Din, Saladin menjadi penguasa Damaskus. Ia menikahi janda Nur ad Din dan menaklukkan dua kota penting Aleppo dan Mosul yang dulu selalu gagal ditaklukkan Nuraddin. Namun ia menjadi penguasa yang bersahaja. Sedapatnya, ia selalu menghindari pertumpahan darah, apalagi darah warga sipil. Saat menaklukkan Aleppo, 22 Mei 1176, nyawanya nyaris melayang karena usaha pembunuhan. Ia melakukan konsolidasi di Suriah sambil sebisa mungkin menjaga agar jangan sampai tumpah perang dengan pasukan salib sebesar apapun provokasi dari pasukan salib. Misalnya, ia masih belum bereaksi saat Raynald of Chatillon mengusik aktivitas perdagangan dan perjalanan ibadah haji di Laut Merah, wilayah yang menurut Saladin harus selalu menjadi wilayah bebas. Puncaknya adalah saat penyerangan terhadap rombongan karavan jamaah haji tahun 1185. Saladin meradang.
Juli 1187, Saladin menyerang Kerajaan Jerusalem dan terlibat dalam pertempuran Hattin. Ia berhasil mengeksekusi Raynald dan rajanya, Guy of Lusignan. Dia kembali ke Jerusalem 2 Oktober 1187, 88 tahun setelah kaum Salib berkuasa. Berbagai medan pertempuran dilaluinya, dengan satu pesan yang sama kepada pasukannya; minimalkan pertumpahan darah, jangan melukai wanita dan anak-anak. Perang Salib III menelan biaya yang tak sedikit dari kubu Kristen. Inggris mengucurkan dana bantuan yang dikenal dengan istilah 'Saladin Tithe' (Zakat melawan Saladin). Dalam satu pertempuran, ia berhadap-hadapan dengan King Richard I dari Inggris di medan perang Arsuf tahun 1191. Di luar perkiraan kedua pasukan, Saladin dan King Richard I saling berjabat tangan dan menghormat satu sama lain. Bahkan saat tahu pimpinan pasukan musuhnya itu sakit, Saladin menawarkan bantuan seorang dokter terbaik yang dimiliki Damaskus. Begitu juga saat tahu Richard kehilangan kuda tunggangannya, ia memberikan dua ekor sebagai gantinya. Di medan itu, keduanya sepakat berdamai. Bahkan adik Richard dinikahkan dengan saudara Saladin.
Tak lama setelah kepergian Richard, Saladin wafat pada tahun 1193 di Damaskus. Saat kotak penyimpanan harta Saladin dibuka, ahli warisnya tidak menemukan cukup uang untuk membiayai pemakamanannya: ia selalu mendermakan hartanya kepada kaum yang membutuhkan. Kini makamnya menjadi salah satu tempat tujuan wisata utama di Suriah. Nama Saladin harum di seantero dunia hingga kini. Bukan hanya kalangan Muslim, kalangan non-Muslim juga sangat menghormatinya. Satu yang dicatat dalam buku-buku sejarah: ketika pasukan Salib menyembelih semua Muslimin yang ditemui saat mereka menaklukkan Jerusalem, Saladin memberikan amnesti dan kebebasan bagi kaum Katolik Roma begitu ia menaklukkan Jerusalem.
Sultan Saladin
1138: Lahir di Tikrit, Irak, sebagai putra dari pimpinan kaum Kurdi, Ayub.
1152: Mulai pekerja sebagai pelayan pimpinan Suriah, Nureddin.
1164: Mulai menunjukkan pekiawaiannya dalam bidang strategi militer dan dalam perang melawan pasukan Salib di Palestina.
1169: Saladin menjadi orang kedua dalam kepemimpinan militer Suriah setelah pamannya, Shirkuh. Shirkuh menjadi wakil di Mesir namun meninggal 2 bulan kemudian. Ia menggantikannya. Namun karena kurang ada respons dan dukungan dari penguasa, ia kembali ke Kairo yang menjadi puas kekuatan Dinasti Ayyub.
1171: Saladin menekan penguasa Fatimi dan menjadi pemimpin Mesir dengan dukungan kekhalifahan Abbasiah. Namun tidak seperti Nureddin yang ingin sesegera menggempur pasukan Kristen, ia cenderung lebih menahan diri. Inilah yang membuat hubungan antar keduanya merenggang. 
1174: Nureddin meninggal. Saladin menyususn kekuatan. 
1175: The Syrian Assassin leader Rashideddin' s men made two attempts on the life of Saladin, the leader of the Ayyubids. The second time, the Assassin came so close that wounds were infliceted upon Saladin.
1176: Saladin besieges the fortress of Masyaf, the stronghold of Rashideddin. After some weeks, Saladin suddenly withdraws, and leaves the Assassins in peace for the rest of his life. It is believed that he was exposed to a threat of having his entire family murdered.
1183: Penaklukan kota di utara Suriah, Aleppo.
1186: Penaklukan Mosul di utara Irak.
1187: Dengan kekuatan baru, menyerang Kerajaan Latin Jerusalem dengan pertempuran sengit selama 3 bulan. 
1189: Perang Salib III meluas di Palestina setelah Jerusalem di bawah kontrol Saladin. (Lihat Film Versi Hollywood : Kingdom of Heaven)
1192: Menandatangani perjanjian dengan King Richard I dari Inggris yang membagi wilayah pesisir untuk Kaum Kristen dan Jerusalem untuk Kaum Muslim. 
4 Maret 1193: Meninggal di Damaskus tidak lama setelah jatuh sakit.

Tuesday 19 July 2011

Peristiwa Dar Al-Nadwah

Apabila orang-orang musyrikin mendapati para sahabat Rasulullah s.a.w telah bersiap dan telah membawa keluar ank-anak dan harta benda mereka manuju negeri orang aws dan Khazraj,timbulah dalam perasaan mereka rasa bimbang dan gusar.Kebimbangan yang dirasai itu semakin menebal dan tak pernah mereka merasa bimbang sebegitu sebelum ini.Dihadapan mereka sekarang ada bahaya sebenar yang cukup besar yang akanmengancam kedudukan agama berhala dan ekonomi mereka.

Mereka benar-benar mengetahui peribadi Muhammad yang sangat kuat mempengaruhi disamping bakat kepimpinannya.Mereka tahu tentang kejituan para sahabatnya dan kesanggupan berkorban dijalanny.Mereka tahu bahawa kabilah-kabilah Aws dan Khazraj itu mempunyai kekuatan dan pertahanan kental.Mereka sedar bahawa kedua-dua kabilah ini telah berjaya mamupuk perasaan kasih sayang serta membuang dendam kesumat sesama mereka setelah merasai pengalaman pahit terjebak dalam peperangan saudara sepanjang beberapa tahun yang lalu.

Mereka turut sedar bahawa Madinah mempunyai kedudukan yang strategik kepada rombongan perdagangan yang sering melalui kawasan persiaran Laut Merah dari Yaman ke Syam.Penduduk Mekah yang berdagang ke Syam memperolehi hasil tahunan sebanyak satu perempat juta dinar.Ini tidak termasuk perolehan oleh penduduk Ta'if dan selainnya.Seperti yang diketahui perdagangan ini adalah selamat melalui jalan tersebut.

Justeru,orang-orang Quraish tidak syak lagi menghadapi satu ancaman serius apabila berpusatnya dakwah Islam di Yathrib dan penduduk-penduduknya pula menentang mereka.Orang-orang musyrikin mulai merasa bahaya yang bertubi-tubi mengancam kedudukan meraka.lantaran itu mereka mula mencari cara paling selamat untuk menghindarkan bahaya ini yang puncanya ialah Muhammad s.a.w pembawa panji-panji dakwah islamiyyah.

Pada hari Khamis,26 safar 14 kenabian,bersamaan 12 sep 622M iaitu selepas dua bulan setengah dari Bai'ah Aqabah kedua Parlimen Mekah (dar al Nadwah) telah mengadakan sidang paling serius dalam sejarahnya pada awal-awal pagi.Persiangan ini dihadiri semua pemimpin kabilah Quraish.Tujuannya adalah untuk membincangkan rancangan tindangan yang putus untuk segera menghapuskan Muhammad s.a.w serta menghentikan terus ajarannya daripada merebak dialam maya ini.

Tokoh-tokoh terkemuka yang hadir dalam persidangan ini yang merupakan wakil kabilah Quraish ialah :

1. Abu Jahal bin Hisham,mewakili kabilah bani Makhzum.
2. Jubayr bin Mut'imah, Ta'imah bin A'diy dan Al Harith bin 'Amir, mewakili bani nawfal bin 'Abd Manaf.
3.Syaybah dan 'Utbah bin Rabi'ah serta Abu Sufiyan bin harb, mewakili bani 'Abd Shams bin 'Abd manaf.
4.Al-Nadr bin al Harith (iaitu orang yang mencampakkan uri unta keatas Rasulullah s.a.w) mewakili bani 'Abd al Dar.
5.Abu al Bkhtariy bin Hisham,Zam'ah bin Aswad dan hakim bin Hizam,mewakili Bani Asad bin 'Abd al 'Uzza.
6.Nabih dan Muhabbih bin hajjaj,mewakili Bani Sahm
7.Umayyah bin Khalaf mewakili Bani Jumah.

Sesampainya mereka di dar al nadwah mengikut waktu yang dijanjikan,mereka terserempak dengan iblis yang menyamar seperti orang tua terhormat yang sedang berdiri dihadapan pintu.Mereka pun bertanya, "siapa orang tua ini?" Jawab iblis,"orang tua dari penduduk Najd yang telah mendengar rancangan kamu,lalu dia hadir untuk sama-sama mendengar apa yang kamu bincangkan,agar kamu dapat sama-sama mengambil pendapat dan nasihatnya."Mereka menjawab, "elok benar,silakan masuk".Lalu masuklah iblis bersama mereka.

Bangsa Arab sebagai pembawa obor da’wah Islamiyyah.

Sebelum kita memperkatakan sesuatu tentang sejarah hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan Semenanjung ‘Arab, di mana Baginda hidup dan dipilih sebagai Rasul, ada baiknya kalau kita cuba menyingkap hikmat-hikmat Allah, mengapa terpilihnya Rasulullah dan bumi ini dan bangsa ‘Arab pula sebagai pembawa obor da’wah Islamiyyah.
Kita mesti mengetahui keistimewaan bangsa ‘Arab dan perangai serta tata penghidupannya sebelum Islam dan keadaan muka bumi (geografi) dan persekitarannya. Kemudian barulah kita membuat perbandingan dengan bangsa-bangsa yang hidup sezaman dengannya seperti Romawi, Greek dan India termasuk adat resam, tatasusila dan keistimewaan tamadun mereka.
marilah kita mengkaji secara sepintas lalu bangsa-bangsa yang hidup di sekitar tanah ‘Arab sebelum Islam:
Dunia di kala itu boleh dikatakan telah dikuasai dan dikepalai oleh dua negara yang gagah iaitu Parsi dan Romawi dan disenarai yang kedua pula ialah Greek dan India. Parsi di kala itu merupakan arena pertarungan agama dan falsafah yang beraneka corak. Pembesar dan pemerintah pada keseluruhannya menganut agama Majusi (Zuradisy) yang mana antara ajarannya menggalakkan lelaki berkahwin dengan ibunya, anak perempuannya atau adik dan saudara perempuannya. Empera Yazdajrid kedua yang memerintah di pertengahan abad kelima Masihi telah berkahwin dengan anak perempuannya. Bukan setakat itu sahaja malah tatasusila dan sopan-santun telahpun terpesong dan garis-garis yang bersifat kemanusiaan.
Mengikut apa yang ditegaskan oleh Al Imam Al Shahrastani dalam kitabnya yang berjudul Al-Milal Wa Al-Nihal, terdapat antara ajaran agama Mazdak yang menyebut bahawa kebebasan kaum wanita tiada hadnya. Begitu juga dengan kebebasan menggunakan harta benda dan seterusnya menjadikan wanita dan harta benda ini kepunyaan dan hak milik bersama, tidak ubah seperti air, api dan rumput di mana semua manusia boleh berkongsi tanpa sekatan. Seruan ini telah mendapat sambutan yang begitu hangat dan karangan mereka yang memang berhaluan demikian.

Kerajaan Romawi (Rome) pula begitu meluap-luap dengan jiwa dan semangat penjajahan dan bergelut dalam persengketaan agama dengan pihak Kristian negeri Syam (Syria) dan Mesir. Ia bergantung penuh kepada kekuatan angkatan tenteranya dan cita-cita penjajahannya yang berkobar-kobar dalam rangka percubaan memodenisasikan agama Kristian untuk disesuaikan dengan matlamat mencapai cita-cita dan kemahuannya. Negara ini juga berada dalam keadaan huru-hara dan kucar-kacir dan negara Parsi, yang hidup dengan segala kemewahan iaitu kemewahan dalam kemerosotan ekonomi dan pemerasan terhadap rakyat jelata. Kenaikan cukai yang begitu melambung tinggi merupakan suatu gejala yang biasa dan telah menjadi satu lumrah.

Greek tua pula tenggelam ke dasar lautan khurafat dan dongeng yang tidak memberi sebarang faedah dan natijah yang berguna sama sekali. Negara India pula di kala itu menurut Professor Abul Hassan Al Nadwi telah menegaskan bahawa ahli sejarah dan pengarang sebulat suara mengatakan yang India dipermulaan abad keenam Masihi telah terlantar ke lembah kemerosotan agama, akhlak dan kemasyarakatan. India bersama jiran tetangga dan saudaranya turut serta mengambil bahagian dalam memerosotkan akhlak dan kemasyarakatan.
Semenanjung ‘Arab di masa itu merupakan suatu kawasan yang tenang, jauh dan terpencil dan gejala-gejala huru-hara tadi. Bangsanya langsung tidak pernah merasai kemewahan dan kemajuan seperti Parsi; yang boleh membawa mereka ke arah kerosakan dan keruntuhan akhlak dan tidak pula mengagung-agungkan kekuatan tentera yang membolehkan mereka menjajah negara-negara di sekitarnya. Mereka juga tidak menganut falsafah dan ideologi yang beraneka ragam seperti Greek Tua yang menyebabkan mereka menjadi mangsa kepada dongengan dan khurafat.

Semenanjung ‘Arab di segi kedudukan muka buminya pula terletak di pertengahan bangsa bangsa tersebut (iaitu Parsi dan Rome) yang bergolak di sekelilingnya. Muhammad Al Mubarak seorang professor Mesir telah mengutarakan pendapat dengan katanya:

“Orang yang memerhati dan memandang kepada bangsa ‘Arab akan dapat melihat bagaimanakah bangsa ‘Arab boleh berdiri di masa silam di tengah-tengah dua tamadun yang melebar di kiri kanan. Di sebelah kirinya tamadun barat yang keterlaluan telah cuba menciptakan gambaran dan imej manusia dengan alirannya yang kering pucat tak berhias dan tidak berjejas dengan hakikat keinsanannya. Di sebelah kanannya pula tamadun kerohanian dan kejiwaan yang melambung ke alam khayalan seperti yang terdapat di India, China dan sebagainya.”

1. Seperti yang diketahui di mana Allah Subhanahu Wata’ala telah menjadikan Baitul Haram itu tumpuan dan kesejahteraan untuk umat manusia seluruhnya dan merupakan rumah yang pertama untuk manusia beribadat serta mempraktikkan rukun-rukun agama. Sesungguhnya lembah Makkah ini telah menjalan dan melaksanakan seruan bapa para Anbiya’ iaitu Sayyidina Ibrahim ‘Alaihi sallam. Tepat dan kena pada tempatnya, di mana kawasan yang mulia ini menjadi muara seruan agama Islam yang pertama iaitu agama Nabi Ibrahim dan juga tempat pengutusan Nabi yang terakhir. Kenapa tidak, bukankah Nabi Muhammad ini dari keturunan Nabi Ibrahim ‘Alaihi sallam?

2. Di segi kedudukan ilmu alam maka semenanjung ‘Arab ini telah dipilih untuk bebanan tanggungjawab da’wah Islamiyyah, kerana situasi dan kedudukannya di tengah tengah berbagai bangsa. Ini menyebabkan penyebaran da’wah Islamiyyah di kalangan bangsa-bangsa dan negara yang di sekelilingnya tersebar dengan mudah. Ini ternyata sekali bila kita mengkaji semula perjalanan da’wah Islamiyyah di zaman permulaannya dan di zaman khulafa al Rashidin. Memang tepat seperti yang ditegaskan tadi.

3. Dan sebagai hikmat Ilahi juga yang menjadikan bahasa ‘Arab itu sebagai media da’wah Islamiyyah dan bahasa yang pertama buat menerang dan mentafsirkan percakapan atau Kalamullah ‘Azza wa jalla untuk disampaikan kepada kita. Kalau kita perhatikan dengan teliti tentang keistimewaan bahasa-bahasa diikuti dengan perbandingan dengan bahasa ‘Arab, maka dengan jelas kita dapati yang bahasa ‘Arab mempunyai banyak keistimewaan yang sukar didapati dalam bahasa-bahasa lain. Maka sudah layak baginya untuk menjadi bahasa yang pertama dan utama untuk umat Islam di mana mereka berada.

Allahu a’lam bisshawab.