Tuesday 4 October 2011

  Nabi Sulaiman


Nabi Sulaiman adalah seorang yang banyak berperang. Beliau melakukan peperangan baik di darat maupun di laut. Suatu ketika beliau mendengar ada seorang raja di sebuah pulau di seberang lautan.
Berangkatlah Sulaiman dengan berkendaraan angin disertai oleh bala tentaranya yang terdiri dari jin dan manusia. Setelah sampai, mereka pun turun dipulau tersebut, lalu membunuh rajanya dan menawan semua penduduknya dan memboyong seorang gadis yang kecantikannya dan keindahannya belum pernah beliau lihat. Dia adalah putri raja tersebut. Lalu Sulaiman memilihnya untuk dijadikan istri.
Nabi Sulaiman menemukan sesuatu yang tidak ia temukan pada yang lain dan kecintaan beliau kepadanya juga melebihi kepada semua istrinya.
Suatu hari Nabi Sulaiman masuk menemuinya, istrinya itu berkata, "Aku teringat pada ayahku, kerajannya dan peristiwa yang menimpanya,sehingga membuatku selalu sedih. Jika engkau berkenan sudilah kiranya memerintahkan sebagian setan untuk membuat patung ayahku dirumahku ini, agar aku dapat menatapnya pagi dan sore, dengan harapan akan menghilangkan kesedihanku dan menjadi terhibur kembali."
Maka Sulaiman memerintahkan Shakhr al-Madrid. Lalu ia membuat patung yang benar-benar pas dengan sosok ayahnya, hanya saja tidak bernyawa. Patung itu diletakkan pada salah satu sudut rumahnya. Sang istri lalu mendatangi patung itu kemudian menghiasinya dan mengenakan pakian padanya, hingga sama seperti keadaan ayahnya. Ketika Nabi Sulaiman pergi keluar rumah, sang istri segera mendatangi patung itu bersama para dayang dan kemudian menaburkan wewangian. Selanjutnya, sang istri bersujud yang diikuti oleh dayang-dayangnya. Sulaiman as sendiri tidak mengetahui apa yang dilakukan istrinya, hingga hal itu berlangsung selama 40 hari.
Dan akhirnya kabar itu sampai kepada orang-orang dan didengar pula oleh Ashif bin Barkhaya, sahabat karib Nabi Sulaiman as. Ashif bin Barkhaya segera menghadap dan berkata, "Wahai Nabi Allah. Aku sungguh senang berada ditempat dimana aku dapat mengingat kembali para Nabi Allah pada masa lalu dan memuji mereka sesuai dengan yang saya ketahui tentang mereka." Lalu Nabi Sulaiman mengumpulkan orang-orang.
Ashif bin Barkhaya pun lalu berdiri dihadapan mereka unutk menceritakan kisah para Nabi Allah, memuji setiap Nabi sesuai yang ia ketahui, dan menyebutkan pula karunia yang telah Alllah berikan kepada mereka, hingga berakhir pada Nabi Sulaiman. Beliau menyebutkan karunia da keutamaan yang telah Allah limpahkan kepadanya pada masa kecil dan pada masa muda belianya, kemudian Ashif diam, tidak melanjutkan ceritanya. Hal itu membuat Nabi Sulaiman murka.
Beliau segera masuk ke ruangannnya dan mengutus seseorang untuk membawa Ashif menghadapnya. Beliau berkata, "Wahai Ashif! Engkau telah sebutkan kisah para Nabi Allah dan memuji mereka sesuai dengan yang mereka lakukan pada zamannya secara keseluruhan. Akan tetapi ketika engkau menceritakan kisahku, kau hanya memujiku dengan kebaikan dimasa kecilku dan meninggalkan kisahku saat aku usia lanjut. Apa sebenarnya yang telah kulakukan di usia lanjutku ini?"
Ashif menjawab, "Engkau telah melakukan sesuatu yang baru, yakni selain Allah ada yang disembah di dalam rumahmu sejak 40 hari yang lalu dibawah pimpinan seorang wanita." Nabi Sulaiman berkata, "Dirumahku?" "Ya dirumahmu," jawab Ashif. Nabi Sulaiman mengucap. "Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun!" Sekarang aku tahu, tidaklah engkau mengatakan sesuatu kecuali bersumber dari sesuatu yang telah disampaikan kepadamu."
Kemudian beliau pulang dan menghancurkan patung itu, serta menghukum sang istri dan dayang-dayang yang mengikutinya. Lalu beliau meminta agar diambilkan pakaian yang bersih untuk dikenakannya, dan keluar menuju sebuah tanah lapang. Di atas hamparan debu beliau menghadap Allah SWT bertobat, dan memohon ampun. Beliau duduk bersimpuh diatas hamparan debu itu merendahkan diri sambil menangis serta memohon ampun kepada Allah dengan berkata, "Wahai Tuhanku! Cobaan apa ini yang telah engkau timpakan kepada keluarga Daud as, dimana mereka menyembah selain Engkau? Di rumah mereka bersama keluarganya telah disembah selain Engkau!"
Nabi Sulaiman tetap bertahan dengan apa yang telah dilakukannya itu hingga menjelang sore, setelah itu barulah beliau pulang ke rumah. Pada saat itu belia mempunyai seorang dayang yang bernama Aminah. Apabila Nabi Sulaiman hendak buang air besar atau menunaikan hajatnya dengan salah seorang istrinya, ia selalu menitipkan cincinnya kepada Aminah. Ia tidak mahu menyentuh cincin itu kecuali dalam keadaan suci. Allah telah menjadikan kekuatan kerajannya pada cincin tersebut. Pada suatu hari ia hendak berwuduk, maka ia menyerahkan cincin itu kepada Aminah.
Tiba-tiba datanglah Shakhr al-Madrid mendahului Sulaiman as masuk ketempat wuduk. Nabi Sulaiman sendiri masuk ke kamar kecil untuk buang air. Lalu keluarlah setan (Shakhr al-Madrid) dalam bentuk rupa Sulaiman, mengibas-ngibaskan jenggotnya dari air wudu. Sedikit pun tidak ada yang menduga bila dia bukan Nabi Sulaiman. Kemudian dia berkata, "Mana cincinku, Aminah!" Aminah segera memberikannya dan sama sekali tidak menduga bahwa itu bukanlah Sulaiman as. Lalu ia kenakan cincin itu di tangannya dan segera pergi menuju singgasana Nabi Sulaiman as. Di atas singgasana tersebut, dia dikelilingi oleh sekawanan burung, jin, dan manusia. Keluarlah Nabi Sulaiman dan berkata kepada Aminah, "Mana cincinku?" Aminah bertanya, "Siapakah engkau ni?" "Aku ini Sulaiman bin Daud," jawab Sulaiman.
Saat itu Nabi Sulaiman sudah berubah dari keadaan semula dan hilang pula kewibawaannya. Aminah berkata, "Kau dusta! Sesungguhnya Sulaiman telah mengambil cincinnya dan dia sekarang sedang duduk di singgasana kerajaannya." Maka tahulah Sulaiman bahwa dia telah melakukan kesalahan. Kemudian pergilah Nabi Sulaiman as meninggalkan istananya karena khuatir akan dirinya, hanya dengan mengenakan sehelai baju dan kain sarung beliau pergi tanpa peduli tidak memakai alas kaki dan songkok.
Akhirnya beliau melewati sebuah rumah di pinggir jalan pada saat merasakan kepayahan karena lapar,dahaga, dan kepanasan. Beliau mendatangi rumah itu dan mengetuk pintunya. Maka keluarlah seorang perempuan dan berkata, "Ada perlu apa?" "Aku mahu bertamu sebentar," jawab belia. "Engkau saksikan sendiri aku sedang kepanasan. Kedua kakiku terbakar dan aku sangat kelaparan dan kehausan," kata Nabi Sulaiman lagi. Wanita itu berkata, "Suamiku sedang tidak ada di rumah, dan aku tidak bisa menerima tamu laki-laki asing. Pergilah kekebun, di sana ada air dan buah-buahan. Engkau boleh memakan buah-buahannya dan mandi, mendinginkan badan. Nanti apabila suamiku telah datang aku akan meminta izinnya menerimamu sebagai tamu. Bila suamiku mengizinkannya engkau boleh bertamu dan jika tidak toh engkau telah mendapatkan rezeki dari Allah kemudian dia bertobat." (QS. Shad: 34)
Diriwayatkan oleh Ikrimah bahwa ketika Sulaiman telah mendapatkan kembali kerajaannya, maka beliau memerintahkan agar membawa semua penghuni rumah itu dan mempersilakan mereka duduk ditengah-tengah kerajaannya. Ia tidak pernah mendapatkan wanita itu sebelum Allah mengembalikan kerajaan kepadanya.**)


No comments:

Post a Comment